Latest Stories
What is new?
Agenda
Artikel
»
Konsensus Ahli Sunnah terhadap Turunnya Isa Al-Masih di Akhir Zaman
Konsensus Ahli Sunnah terhadap Turunnya Isa Al-Masih di Akhir Zaman
By Maxhavellar On Minggu, 25 Desember 2011
Artikel
0 comments
Mempercayai bahwa al-Masih ad-Dajjal akan turun ke
bumi dan di jidatnya tertulis kata kâfir, kebenaran hadist-hadist yang
mewartakan tentang Dajjal, dan akan turunnya Isa as yang kemudian akan membunuh
Dajjal di pintu negeri Lud adalah sebuah keniscayaan. Inilah pendapat imam
Ahmad bin Hambal yang terdapat dalam “Aqîdah Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ`ah
sebagaimana diriwayakan ‘Abdûs bin Malik al-Aththâr dari beliau.
Imam Abu Muhammad al-Barbahârî berkata dalam Syarh
as-sunnah berkata: “Iman dengan turunnya Isa as ialah ia akan turun ke muka
bumi, akan membunuh Dajjal, menikah, shalat di belakang imam yang berasal dari
keluarga Muhammad Saw, wafat, serta dimakamkan oleh orang-orang muslim”.
image source: kitabrisalah |
Imam Asy’ari dalam Maqâlât al-Islâmiyyîn berkomentar:
“Sederet keyakinan yang dianut oleh ahli hadits dan sunnah ialah percaya kepada
Allah, para malaikat, serta para rasul-Nya. Firman Allah dan hadist-hadits
Rasulullah Saw yang diriwayatkan para perawi yang tsiqah tidaklah mereka
tolak barang sedikitpun…dan mereka juga membenarkan akan keluarnya Dajjal kemudian
akan dibunuh Isa as”.Imam Abu Muhammad Abdullah bin Abi Zaid al-Qairuwânî
al-Maliki dalam risalah-nya yang terkenal berpendapat: “Kita harus percaya akan
keluarnya Dajjal, turunnya Isa as ke muka bumi sebagai hakim yang adil yang
akan membunuh Dajjal….”
Imam Abu Ahmad bin
Husain as-Syafi`i yang dikenal dengan nama Ibnu Hadad dalam Aqîdah-nya
berkata: “Tanda-tanda bahwa kiamat sudah dekat serti keluarnya Dajjal, turunnya
Isa as, munculnya asap, keluarnya binatang melata dari tanah, terbitnya
matahairi di ufuk Barat, dan lainnya sebagaimana yang terdapat dalam
hadits-hadits sahih adalah benar adanya….”
Imam Ibnu Qudamah dalam Aqîdah-nya terkenal
berkata: “Kita harus percaya dengan semua yang diwartakan Rasulullah Saw dan
hadits sahih yang diriwayatkan darinya yang membicarakan hal yang dapat kita
saksikan maupun yang tidak. Kita mengetahui bahwa hal itu adalah benar…..Dari
apa yang dikatakan Nabi adalah tanda-tanda kiamat, seperti keluarnya Dajjal,
turunnya Isa as yang kemudian membunuh Dajjal, keluanya Ya`jû` dan Ma`jûj,
terbitnya matahri drai ufuk Barat, keluarnya bintang melata dari dalam
tanah…dan yang liannya sebagaima yang diriwayatkan dalam hadits sahih”.
Ibnu Taimiyyah bekomentar: “Isa bin Maryam tetaplah
hidup, Allah telah mengangkat ruh serta badan Isa kepada-Nya Dan firman Allah Hai Isa, sesungguhnya Aku
akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu [QS. Ali Imran: 55],
maksudnya adalah “mengambilmu”. Bagitu juga telah ditetapkan bahwa Isa as akan
turun di menara putih yang terletak di sebelah timur Damaskus. Kemdudia ia
membuhuh dajjal, menghancurkan salib, membunuh babi, dan menjadi hakim yang
adil. Adapun yang dimaksud dengan kata at-tawaffâ ialah pengambilan,
bisa juga yang dimaksudkan adalah mati atau tidur. Dan konteks pembicaraan yang
ada beserta Isa as memungkinkan untuk menafsirkan at-tawaffâ dengan semua
arti tersebut”.
Qadhi Iyadh berkata dalam Syarh Shahîh
Muslim: “Menurut keyakinan Ahli Sunnah turunnya Isa as kemudian membunuh dajjal
adalah benar karena keyakinan ini didukung dengan hadits-hadits sahih. Dan tak
ditemukan dalil baik dari akal maupun syara’ yang menggugurkan keyakinan
tersebut. Oleh sebab itu, keyakinan akan turunnya Isa as yang kemudian membunuh
dajjal musti dikukuhkan. Meski sebagian pengikut Muktazilah, Jahmiyyah, dan orang-orang
yang menyepakati pendapat mereka menolak keyakinan tersebut. Mereka beranggapan
bahwa hadits-hadits yang terkait dengan turunnya Isa as tidak dapat diterima
karena firman Allah bahwa Muhammad sebagai penutup para nabi [QS.
Al-Ahzâb: 40], sabda Rasulullah Saw Tidak nabi setelahku, dan
konsensus para ulama yang menyatakan tidak ada nabi setelah nabi Muhammad Saw
dan syari’atnya akan tetap berlaku dan tidak dihapus sampai hari kiamat.
Kesimpulan mereka ini jelas keliru. Sebab, turunnya Isa as tidak berarti ia
menjadi nabi yang membawa syari’at baru yang menghapus syari’at kita, dan tidak
juga ditemukan baik dalam hadits maupun selainnya dalil yang mendukung pendapat
mereka ini. Tetapi hadits-hadits ini dan hadits lain yang disebutkan dalam bab
iman dan selainnya, yang menyatakan bahwa Isa akan turun ke muka bumi sebagi
hakim yang adil, memutuskan segalanya dengan syari’at kita, dan menghidupkan
kembali ajaran-ajaran syari;at kita yang telah ditinggalkan oleh orang-oran
adalah valid”.
Lantas Qadhi Iyadh kembali memberikan komentar tentang
hadits-hadits yang mingisahkan kisah dajjal: “Hadits-hadtis yang sebutkan imam
Muslim dan lainnya dalam “Kisah Dajjal” ini merupakan hujjah bagi aliran Ahli
Sunnah untuk menjustifikasikan kebenaran adanya dajjal, seorang yang bermata
satu, dijadikan Allah sebagai cobaan untuk hamba-hamba-Nya, dan diberi kemampuan luar bisa. Seperti, mampu
menghidupkan orang mati, bisa menjadikan keindahan dan kemegahan dunia, surga dan
neraka dunia beserta kedua sungainya, semua perbendahaarn dunia tunduk
kepadanya, bisa memerinthakan langit untuk menurunkan hujan dan bumi
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Semua ini terjadi berkat kekuasan dan kehendak
Allah Swt. Setelah itu Allah melemahkan dajjal, membunuhnya melalui Isa as dan
meneguhkan orang-orang yang beriman. Demikianlah keyakinan Ahli Sunnah, semua
ulama hadits, fikih, dan para cendekiawan berlawanan dengan keyakinan kaum
Khawarij, Jahmiyyah, dan sebagian orang Muktazilah.
Al-Manâwî dalam Syarh Al-Jâmi’ Ash-Shaghîr berkomentar:
“Para ulam telah bersepakat atas turunnya Isa as ke muka bumi sebaagi nabi.
Tetapi ia membawa syari’at nabi kita, Muhammad Saw”. Dan pada bagian lain dalam
kitab tersbeut, Al-Manâwî juga berkata: “Di dalam kitab Al-Mathâmih disebutkan
konsensus para ulama terhadap turunnya Isa as dan tak ada seorangpun penganut
agama Islam yang menolak konsensus tersebut kecuali dari kalangan filsuf dan
ateis”.
As-Safarayainî dalam menjelaskan akidahnya berkata:
“Turunnya Isa putera Maryam telah ditetapkan baik dalam Al-Qur`an, sunnah,
maupun ijma’”. Kemudian As-Safrayainî menyebutkan dalil dari Al-Qur`an dan
sunnah. Lalu berkata: “Adapun dalil ijma’nya ialah kesepakatan umat Islam atas
turunnya nabi Isa as dan tak ada seorangpun pemeluk Islam yang menolak
konsensus tersebut kecuali dari kalangan filsuf dan atheis di mana kedua
kalangan tersebut termasuk kelompok orang yang perbedaannya tidak
diperhitungkan. Dan umat Islam telah bersepkat bahwa Isa as akan turun dan
menetapkan segala ssuatu dengan syarî’ah muhammadiyyah.
About Maxhavellar
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Tidak ada komentar: