Latest Stories
What is new?
Agenda
Menangkal dan Mencegah Radikalisasi di Pesantren
Tentu bukan sebuah upaya untuk
mendeskriditkan pesantren sebagai sumber dan tempat berkembangnya radikalisme. Dari
beberapa penelitian, beberapa lembaga yang mengaku pesantren teridentifikasi
sebagai tempat berkembang biaknya bibit-bibit radikalisme, yang bahkan mengarah
ke terorisme. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), sebagai
lembaga yang sejak awal konsen di dunia pesantren merasa terpanggil untuk ikut
serta membersihkan nama pesantren, yang tercemari oleh gerakan-gerakan
radikalisme. Di mana gerakan-gerakan itu memanfaatkan pesantren sebagai kedok
mereka.
Program Countering and Preventing
Radicalisation in Indonesian Pesantren ini, adalah program kerjasama antara P3M,
Search for Commond Ground, dan Wahid Institute. Bentuk penguatan jaringan,
dengan secermat mungkin menggunakan basis program di lembaga yang memiliki
tradisi kuat melakukan pemberdayaan di dunia pesantren. Sebagaimana diketahui,
P3M dan Wahid Institute lahir di lingkungan yang bisa dikatakan hampir sama,
dunia kaum sarungan, santri, yang lekat dengan pesantren. Oleh karena untuk
mengefektifkan kerja program, Search for Commond Ground menggandeng kedua
lembaga ini, untuk melakukan tindaka penangkalan dan pencegahan radikalisasi di
pesantren.
Pilot project program ini di
lakukan di 4 wilayah (Jawa , Sumsel, Sulteng, dan Lombok), di 10 pesantren,
dengan durasi waktu cukup panjang, 2 tahun.
Program Goal. Mempromosikan
kebebasan beragama, dan mencegah radikalisasi melalui media dan kegiatan pendidikan
bagi anak muda di pesantren, di wilayah yang rentan kekerasan dan intoleran dalam
beragama di Indonesia.
Tujuan
- Pesantren lebih peduli dan
mampu berpikir kritis tentang isu-isu kontraterorisme, kontra-radikalisasi,
pluralisme beragama, dan memahami perbedaan.
- Pesan-pesan kelompok ekstrem
secara langsung dapat ditangkal di wilayah yang sering terjadi
radikalisasi.
- Konflik komunal dapat dicegah
dan pemahaman agama meningkat melalui pemanfaatan media yang beragam,
seperti video documenter dan radio komunitas
- Program menangkal dan mencegah
radikalisasi dapat terlembagakan di pesantren.
Hasil
- Guru dan pelajar dapat
meningkatkan berpikir kritis, dan memahami isu kontraradikalisasi, pemahaman
keagamaan dan pluralisme
- Guru dan pelajar terlatih
memproduksi dan mengelola program radio komunitas sensitif konflik yang
menangkal pesan-pesan ekstremis.
- Drama radio dan talk show yang
menawarkan pesan positif pluralisme agama dan melawan radikalisme
- Terbangun jaringan antar
pesantren
- Komunitas terbekali skill
resolusi konflik
- Staff dan fakultas terlatih
menerapkan kurikulum kontra radikalisme
- Produksi dan distribusi video
dokumenter yang menangkal radikalisasi.
Kegiatan
- Base-line Assessment
Dalam kegiatan ini pertama, dilakukan riset untuk
menentukan 10 pesantren sebagai sasaran program. Kedua, Program akan
mentarget 10 pesantren terutama di Jawa, tapi juga termasuk Sulawesi Tengah,
Lombok, dan Sumatra Selatan– dengan total murid keseluruhan 25,000 santri.
Ketiga, Pesantren sasaran berlokasi di dekat masjid, pesantren, atau madrasah
yang radikal, sesuai tujuan kontra ideologi ekstremis secara langsung.
- Stakeholder Meeting
Melibatkan pimpinan sepuluh pesantren dan media expert.
Tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatka masukan isi kampanye dan jangkauan
media, membangun kesepakatan dan dialog. Pertemuan pertama akan dilakukan di
Jakarta, pada awal program, untuk membantu menginformasikan proses radio
komunitas.
- Pendirian Radio Komunitas
Setiap pesantren akan menerima bantuan teknis untuk mendirikan
studio radio kecil alat perlengkapan siaran, dan pemancar kecil (5m). Pelatihan
pengurus/pengelola radio (melibatkan kyai, ustadz dan santri) dibekali 3
kemampuan: (a) Program radio, (b) Peralatan dan Teknis, (c) Manajemen, jaringan
dan penggalangan dana. Program:
talk show, drama radio, kompetisi musik dan bernyanyi informasi isu-isu
perdamaian dan keadilan, hak asasi manusia, peristiwa terkini, musik, olahraga,
dan topic menarik lainnya.
- Program Radio
Pertama, Youth Magazine/ Bulletin. 5 reporter muda (dari
masing-masing pesantren) dibekali perekam suara digital, memproduksi rekaman
audio mentah durasi 30 menit, tema seputar kontra-radikalisasi SFCG &
pesantren mengkompilasi dan mengedit rekaman, dan memproduksi 24 siaran majalah
radio pada akhir tahun pertama, yang akan disiarkan di 10 stasiun radio
komunitas yang baru terbentuk.
Kedua, Drama Radio. SFCG dan mitra kerja memproduksi sebuah drama
radio 25-episode, yang akan menggabungkan berbagai tema dan isu yang dihasilkan
selama stakeholder meeting. SFCG akan bekerja dengan produser drama
radio untuk mengembangkan script yang dapat digunakan untuk program TV, yang
bisa memperluas jangkauan proyek.
Ketiga, Talk Show Interaktif. Tujuan:
menciptakan platform publik, kampanye dan advokasi, meningkatkan pengetahuan masyarakat,
dan merubah sikap/perilaku. Siaran
langsung interaktif mencakup tanggapan pemirsa dan kuis. SFCG akan melatih
project host dari pesantren cara memproduksi segmen interaktif, tehnik mengembangkan
sensitivitas pluralism keagamaan dan interaksi yang mengarah solusi dengan
audiens. Host juga akan menerima panduan untuk
membangun hubungan dengan audien tentang isu-isu spesifik yang termuat dalam
seri drama radio. Talk show menampilkan tausiyah tokoh agama lokal yang menyanggah
“hate speech” dan pesan ekstrem yang datang dari masjid/ pesantren terdekat.
- Video Competition and
Documentary Production
Sepuluh
pesantren berpartisipasi dalam produksi film durasi 1 jam hasil kolaborasi pelajar
dan profesional.
- Compiling and Reporting
Feedback
SFCG bekerjasama para reporter muda di setiap radio akan mengadakan
FGD secara reguler untuk menggali ide, meningkatkan kualitas siaran.
FGD juga akan diadakan dengan tokoh muda dan anggota komunitas
untuk mengukur tingkat pendengar, sejauhmana pesan telah diterima.
Hasil-hasil FGD, kegiatan outreach, telepon-in, SMS dan surat-surat
yang dihasilkan dari interaktif, komentar balik, merupakan bahan yang sangat
berharga dan memberikan wawasan tentang perspektif dan kebutuhan khalayak muda
Indonesia.
About Maxhavellar
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
kalo menangkal berarti sudah terjadi, begitupula mencegah...
BalasHapusbukannya tidak semua pesantren demikian....cobalah cari kata yang lebih pantas...bukannya para ulama dan orang - orang yang berakhlak mulya keluaran pesantren.....