• Latest Stories

      What is new?

Kerja P3M 15 Tahun Terakhir



  • Program Countering and Preventing Radicalization in Indonesian Pesantren
Periode: 2009-2013
Bekerjasama dengan Search for Common Ground.
Bentuk Kegiatan: Debat Bahasa Inggris Pesantren, dengan tema-tema toleransi dan perdamaian. Sosialisasi Komik deradikalisasi dan Toleransi Beragama, Mempromosikan Kebebasan Beragama, Mencegah Radikalisasi Melalui Media dan Kegiatan Pendidikan di Pesantren.
Budget: IDR 414 Juta
  •   Program Pendidikan Untuk Semua

Periode: April-Mei 2011. Bentuk Kegiatan: Membuat website www.pendidikanuntuksemua.com, Diskusi Akses Pendidikan Untuk Perempuan dan Anak Perempuan di Radio, Produksi Pamlet (2000 ekslempar), Pin Pendidikan untuk Semua (2000 buah), Stiker (3000), kampanye melalui Koran (Republika), Publikasi Media tentang Pendidikan Untuk Semua dengan mengundang Wartawan dan stake holder CSOiEFA, dan Global Action Week dengan puncak kegiatan aksi damai di Monas, tanggal 08 Mei 2011.
Tergabung dalam Civil Organizations Initiative Education for All (CSOiEFA), yakni sebuah jaringan lembaga dan organisasi masyarakat yang peduli pendidikan, P3M berpartisipasi mendorong tercapainya EFA 2015. Tujuan umum program ini, pertama, mengkampanyekan pendidikan bagi semua dengan visi bahwa pada tahun 2015 semua anak baik laki-laki maupun perempuan dapat mengenyam pendidikan. 
Kedua, promosi kesetaraan dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan dengan tujuan untuk menghapus segala bentuk disparitas dalam pendidikan. Ketiga,kampanye pemihakan kepada perempuan dan anak perempuan ke dalam kebijakan-kebijakan, program-program, aktivitas dan agenda pembangunan lintas sektoral di semua tingkat baik nasional maupun daerah. 
Sedangkan tujuan khusus dari program ini, pertama, deliverasi informasi dan pengetahuan tentang terbukanya pendidikan untuk perempuan dan anak perempuan. Kedua, kampanye dan publikasi tentang pentingnya perempuan dan anak perempuan dalam proses pendidikan bangsa. Ketiga, meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat perempuan dan anak perempuan dalam proses kampanye advokasi pendidikan untuk semua.



  • Program Islam dan Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).

Islam dan Penegakan HAM I, periode Desember 2008-Agustus 2009. Tempat Kegiatan: Cianjur, Jawa Barat. Bentuk Kegiatan: Pelatihan, Diskusi Reguler Agama-agama, Live In, Penerbitan Poster dan film Dokumenter. Lembaga Donor: Yayasan TIFA. Bugdet: -
Islam dan Penegakan HAM II, Periode September 2010-September 2011. Tempat Kegiatan: Depok dan Bogor. Bentuk Kegiatan: Pelatihan, Diskusi Reguler, Penerbitan Buletin Jum’at, dan Penerbitan Buku Khutbah. Lembaga Donor: Yayasan TIFA. Bugdet: IDR 425.765 juta
Program ini berusaha menguatkan pemahaman tentang hak asasi manusia, dan terutama dikaitkan dengan kewajiban keagamaan untuk menegakkan 5 hak dasar manusia (al-dloruriyyat al-khomsah atau al-huquq al-insaniyyah yang meliputi hifdz al-din, hifdz al-'aql, hifdz al-nafs, hifdz al-'irdl wa al-nasl, dan hifdz al-mal). Dalam program ini diharapkan para santri senior di beberapa pesantren bukan hanya memahami secara konsep dan membandingkan antara konsep HAM secara umum dan Islam, tetapi bagaimana menjadikan penegakan HAM sebagai bagian dari spirit pelaksanaan agama, dan karena itu para santri dengan cara dan kapasitasnya turut menegakkan HAM. Pilihannya bisa fokus pada pemenuhan hak sipil dan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Budget: IDR 130.750.000


  • Program Keberdayaan Masyarakat. 

Saat ini P3M mengembangkan upaya penguatan ekonomi masyarakat secara langsung. Pendampingan ekonomi menjadi model yang dipilih untuk menguatkan ekonomi masyarakat. Saat ini lebih dari 15 kabupaten telah berjejaring dengan P3M untuk mengembangkan model pertanian organik yang murah dan berhasil guna tinggi, mengembangkan pengembangan industri kelapa, mengembangkan pupuk organik, dan lain-lain. Untuk kepentingan pendampingan ini, P3M menggunakan pendekatan langsung dengan masyarakat dan mengajak masjid-masjid sekitar agar turut serta dalam upaya penguatan ekonomi masyarakat.
Beberapa lembaga yang pernah bekerjasama dengan P3M dalam program ini: KPDT (Sasaran 5 Kabupaten di Jawa Barat dan Banten dan 3 Kabupaten tertinggal di Jawa Tengah), Menkominfo (Sasaran 12 Pesantre di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan bentuk kegiatan pemberdayaan teknologi informasi SOVAT), PT Pos (Chaneling Distribusi Komputer bekerjasama dengan Menkominfo), Damandiri I (Posdaya Berbasis Masjid, 2008, IDR: 50.100.000), REKIN dan Ganesha Organic (Pertanian GO-SRI, Penggemukan Sapi, di empat titik yaitu; Banyuwangi, Madiun, Kerawang, dan Sukabumi, 2009. Budget: IDR 1.089.066.666), Departemen Kelautan dan Perikanan (Pesantren Bahari, 2007), Depdagri (2005),


  • Program Jaringan Islam Emansipatoris. 

Islam emansipatoris berbeda sama sekali dengan ramainya jargon Islam liberal atau yang seirama. Islam emansipatoris memahami teks suci sebagai bahasa komunikasi kasih sayang Tuhan kepada manusia. Manusia adalah sasaran al-Quran atas segala peraturan di dunia yang mengembangkan kesetaraan, keadilan, toleransi, dan perhatian terhadap lingkungan. Program ini berusaha mengembangkan wacana maqshid al-syari'ah (tujuan syariat) adalah untuk kemaslahatan manusia. Sasaran strategis program ini adalah santri dan mahasiswa.
Tujuan dari program ini adalah untuk membangun wacana dan kesadaran Islam Emansipatoris. Suatu pilihan visi keislaman yang berorientasi pada perubahan social menuju tata kehidupan yang lebih manusiawi, demokratis, dan lebih adil, baik secara ekonomi, politik, maupun budaya.
Bentuk Kegiatan: Pendidikan/Pelatihan Islam emansipatoris, halqah bahtsul masail, Diskudi interaktif di radio, Penerbitan bulletin jum’at An-Nadhar, Talkshow Televisi, Jaringan Website (www.islamemansipatoris.com, suspend), dan publikasi program melalui Koran.
Periode: 2002-2004
Bugdet: IDR 3.4 Milyar



  • Program Gerakan Anti Korupsi Berbasis Pesantren. 

Lokasi Kegiatan: Di 9 Kota di Jawa, meliputi; Jawa Barat (Cianjur, Ciamis, dan Garut), Jawa Tengah (Brebes, Jepara, dan Pati), dan Jawa Timur (Lamongan, Blitar, dan Sumenep).
Stake Holder: Jaringan P3M, Kyai dan aktivis muda utusan pesantren dari 9 kota di Jawa yang menjadi Community Organizer (CO) Gerakan Anti Korupsi P3M.
Periode Program: 15 Maret 2004-20 Februari 2006 (Periode I) dan 15 Maret 2006-20 Februari 2007 (Periode II)
Anggaran: IDR 2.1 Milyar
Lembaga Donor: Partnership
Program ini merupakan bagian dari komitmen untuk berkontribusi bagi tata pemerintahan yang bersih dan adil. P3M memiliki concern bagaimana penyelenggaraan negara di tingkat lokal sampai nasional benar-benar untuk perlindungan terhadap warga negara terutama yang miskin dan lemah. Perhatian utama program ini adalah bagaimana penganggaran di tingkat lokal (APBD) benar-benar memiliki fokus untuk pemberdayaan dan perlindungan warga negara terutama yang miskin. Ukurannya adalah alokasi anggaran dan peruntukan (penerima manfaat) yang sebesar-besarnya untuk mayarakat. Dan salah satu alat untuk mendukung usaha tersebut adalah bagaimana anggaran tidak dikorupsi, melainkan disalurkan sebesar-besarnya untuk masyarakat terutama yang miskin dan lemah.
Tujuan dari gerakan ini adalah terwujudnya pemerintahan lokal yang bersih dari KKN dan berpihak kepada masyarakat terutama yang lemah, melalui efektifnya kantong-kantong Gerakan Anti Korupsi yang dimotori kalangan kyai-kyai muda pesnatren. Untuk mencapai tujuan ini serangkaian kegiata dilakukan. Yakni, mulai dari Pelatihan Membaca dan Menganalisa Anggaran, Pelatihan Investigasi, dan Advokasi Kasus-kasus Korupsi Anggaran, Investigasi Data dan Jaring Aspirasi Masyarakat Pra-Paska Bahtsul Masail Korupsi Daerah, Revitalisasi Bahtsul Masail untuk Kontrol Kebijakan Publik, Hearing, Talks Show Interaktif di Radio Daerah dengan topik "Agamawan Melawan Korupsi", Sarasehan Kerjasama Agama-agama untuk Anti Korupsi, Penerbitan buku Panduan GAK Berbasis Pesantren, Workshop Evaluasi dan Pengembangan Program, Memfasilitasi serangkaian FGD dan seminar bersama DPRD dan sejumlah kelompok civil society-seperti akademisi, NGO, dan kelompok perempuan untuk menggagas, serta pengadaan seminar mendorong penanganan secara serius kasus-kasus korupsi anggaran daerah.



  • Program Fiqh Tasamuh


Periode: 2006-2008
Bentuk kegiatan: Pembuatan modul pelatihan, pelatihan, dan penerbitan buletin Jum’at
Lembaga Donor: The Asia Foundation
Budget: IDR 1.967.150.000
Bila muncul pertanyaan, mana lebih mudah menjadi toleran atau intoleran? Sementara ini harus diakui, bahwa menjadi intoleran lebih mudah daripada menjadi toleran. Karena itu, fakta tersebut telah menyita banyak pihak untuk melihatnya sebagai problem yang harus diselesaikan selekas mungkin. 


  • Program Solidaritas Agama-agama untuk Pengentasan Kemiskinan

Periode: 2006-2007
Bentuk kegiatan: Pembuatan modul pelatihan, pelatihan, dan penerbitan buletin Jum’at
Lembaga donor: The Asia Foundation
Bugdet: -


Kemiskinan adalah awal dari petaka. Secara sosiologis sudah terbukti bahwa masyarakat yang hidup di tengah kemiskiknan ekstrim adalah masyarakat yang rentan melakukan kekerasan konflik sosial. Begitu halnya juga kemiskinan bisa dengan mudah memunculkan konflik antar umat beragama. Konflik-konflik agama di pelbagai penjuru dunia, seperti di India dan Mesir terkait erat dengan realitas kemiskinan. Dengan demikian kemiskinan melahirkan dampak-dampak negatif yang besar.

Dalam hal ini tidak ada manfaat dan faedag dari kemiskinan. Bahkan kemiskinan lebih buruk dari khamr (minuman keras) yang diharamkan oleh agama. Bila khamr masih ada manfaatnya walau sedikit, kemiskinan tidak memiliki manfaat sama sekali.Fakta ini menunjukkan bahwa tanggung jawab besar berada di pundak pemerintah, para ulama, dan tokoh agama untuk peduli terhadap kemiskinan

  • Program Membangun Wacana Kritis Hubungan Militer dan Ulama

Kerjasama P3M dan USAID.
Ulama dan Militer merupakan lembaga yang sangat besar pengaruhnya dalam proses perubahan sekaligus dalam proses kebekuan suatu masyarakat. Keduanya mempunyai kekuatan represif yang kuat; ulama melakukan represi dengan dogma, sementara tentara melakukan aksi represi dengan senjata. Bedanya bahwa yang ulama mengambil peranan di tengah masyarakat sipil, sementara tentara memainkan peranannya di wilayah Negara. Pada masa-masa transisi paska kejatuhan Soeharto, maka telaah untuk mendefinisikan kembali peranan kedua lembaga tersebut menuju tata kehidupan baru yang lebih demokratis menjadi sangat penting dilakukan.
Bentuk Kegiatan: Seminar (1 kali di tingkat nasional, dan 5 kali di tingkat daerah dengan melibatkan ulama/kyai, pakar dari perguruan tinggi, dan pejabat militer) dan Penerbitan buku “Demiliterisasi dan Demokratisasi; Sebuah Wacana Pergulatan Pesantren.
Periode: 2002
Buget Program: IDR 184 juta



  • Pesantren Cililitan

P3M memanfaatkan bangunan di belakang untuk menampung santri yang sedang mempersiapkan diri masuk ke jenjang pendidikan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Selama di Pesantren Cililitan mereka dapat menambah pengetahuan atau kemampuan di bidang: Bahasa Arab, bahasa Inggris, Teori-teori Sosial, Metode Analisis Sosial, Fiqh Siyasah, Ushul fiqh, dan menulis artikel. P3M menyediakan dukungan: beras, lauk pauk, air bersih, listrik, komputer, meja tenis, kursus-kursus, serta bantuan transport untuk menghadiri seminar-seminar.



  • Pendidikan Pemilih untuk Pemilu

Tergabung dengan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat P3M bekerjasama dengan The Asia Foundation (TAF).
Pendidikan Pemilih untuk Pemilu I. Periode, Mei-Juli 1999. Bentuk Kegiatan: Produksi dan Penyebaran Kalender dengan Tema Anti Kekerasan dan Anti-Money politic. Oplah Kalender: 468.000 ekslempar. Daerah Distribusi: 269 Kabupaten dan Kotamadya seindonesia. Kegiatan melibatkan 117.200 Relawan, bekerjasama dengan seluruh jaringan JPPR, ditujukan kepada Koordinator Kabupaten. Bugdet: IDR 874 juta.
Pendidikan Pemilih untuk Pemilu II. Periode, Juni-September 2007. Daerah Kegiatan: DKI Jakarta. Bentuk Kegiatan: Kampanye Pendidikan Damai, Bersih, dan Anti Money Politic untuk Pilkada DKI Jakarta. Bentuk Kegiatan: Diskusi radio, Penyebaran Pamlet, Pematauan Pilkada dengan menyebar ribuan relawan bekerjasama dengan seluruh jaringan JPPR.
Pendidikan Pemilu III: Periode 2009. Bentuk Kegiatan: Forum warga 2008 (Pati, Jember, dan Karawang).


  • Program Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan (Fiqh An-Nisa).

Kerjasama P3M dan Ford Foundation (FF)
Penguatan Hak-hak Reproduksi Perempuan I. Periode: 1995-1998
Penguatan Hak-hak Reproduksi Perempuan II. Periode: 1999-2002. Budget: IDR 2.2 Milyar. Bentuk Kegiatan: Pengembangan Metodologi Pemahaman Keagamaan, Pelatihan, dan Publikasi.


  • Program Ma’ahid Aliy

Kerjasama P3M dan Departemen Agama
Program ini dimaksudkan untuk merumuskan pola atau model pendidikan Ma’ahid Aliy yang lebih berorientasi pada penyediaan kader-kader pemimpin yang baik di bidang keagamaan maupun kemasyarakatan.
Bugdet: IDR 223 Juta



  • Program Islam dan Penguatan Politik Kerakyatan (Fiqh Siyasah). 

Kerjasama P3M dan PACT-INPI. Periode, 1997-1999. Tempat kegiatan: Jawa Tengah, Yogyakarta, NTB, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Bentuk kegiatan: Pelatihan, Halaqah (Sarasehan), Seminar dan Lokakarya.
Kerjasama P3M dengan PACT-IRRI. Periode, Agustus 1998- Januari 1999. Tempat Kegiatan: Jawa Tengah (PP. Miftahul Huda Siwatu Bumiroso Wonosobo, Magelang, PP. Ihya Ulumuddin Cilacap, PP. Al-Hidayah Purwokerto, PP. Al-Huda Kebumen) dan Jawa Timur (PP. Badriduja Kraksaan Problinggo). Bentuk Kegiatan: Halqah. Budget: IDR 177 Juta.
Kerjasama P3M dengan TAF. Periode, Agustus 1997- Oktober 1999. Tempat Kegiatan: Jawa Barat, Lampung Selatan, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur. Bentuk Kegiatan: Pelatihan, Penelitian, Halqah, Lokakarya Penelitian, Penerbitan bulletin, dan Seminar. Periode, November 1999-Juni 2001. Tempat Kegiatan: Jawa Timur dan Jawa Barat. Bentuk Kegiatan: Halaqah Fiqih Siyasah Advanced, Penerbitan Buletin Halaqah dan Penerbitan Buku Kia dan Demokrasi. Periode, Juni 2001-Juni 2002. Tempat Kegiatan: Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa Timur. Bugdet Periode 1999-2001: 937 juta.
Program ini dimaksudkan untuk menekankan substansi kekuasaan negara, yakni untuk kepentingan umum (li masholih al-ro'iyyah). Kekuasaan di tingkat lokal sampai nasional bahkan internasional merupakan otoritas yang diberikan dalam rangka melayani dan melindungi semua elemen negara terutama yang lemah dan terpinggirkan. Karena itu, setiap muslim yang secara sengaja masuk dalam ranah kekuasaan negara harus serta menanamkan niat pengabdian untuk pelayanan kepada umat. Dan kepada masyarakat diminta untuk taat kepada negara hanya ketika negara mencukupi dan melindungi kepentingan warga negara. Masyarakat punya kewajiban bukan hanya membayar pajak, tetapi harus serius mengawasi perjalanan bernegara agar terus di rel yang benar, yakni untuk kepentingan warga negara (umat). Program ini menjaring peserta kalangan NU yang turut dalam partai politik, para kyai dan santri, dan masyarakat agama.



  • Program Santri Government. 

Program ini berusaha menguatkan pengetahuan santri tentang demokrasi (tata pemerintahan) dalam pesantren.
Santri Government I. Periode Oktober-November 2001. Bentuk Kegiatan pelatihan I dan II, yang dilaksanakan pada tanggal 9-12 Oktober dan 6-9 November 2001 di Wisma Tanah Air, Jakarta.
Santri Government II, Pilot Project. Bentuk kegiatan adalah democracy training for santri di 6 pesantren dengan periode Maret-April 2002.
Satri Government III. Periode Februari 2003-Januari 2004. Program memiliki lima kegiatan Program. Pertama, apa yang disebut dengan in house mentoring di 6 pesantren. Di antara pesantren itu yakni; PP. Al-Hikmah Benda, Sirampog, Brebes (Jawa Tengah), PP. Al-Ihya Ulumuddin, Kesugihan, Cilacap (Jawa Tengah), PP. KH. Zaenal Mustofa, Sukahideng, Tasikmalaya (Jawa Barat), PP. Al-Masturiyah Tipar, Cisaat, Sukabumi (Jawa Barat), PP. As-Shidiqiyyah, Kebon Jerok (Jakarta), dan PP. Al-Hamidiyah, Pancoran Mas, Depok (Jawa Barat). Kedua, Pelatihan Santri Government di Region Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan di Pesantren al-Hikam 2, Malang, pada tanggal 1-4 Juni 2003, dengan peserta 35 dari 20 pesantren se-Jawa Timur. Ketiga, Santri Government di Region Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan di Pesantren Edimancoro, Salatiga, Jawa Tengah, pada tanggal 24-27 Juli 2003, dengan 37 Peserta dari 20 pesantren. Keempat, Implementasi Santri Government di 6 Pesantren (PP. Al-Hikmah Warungpring Pemalang Jateng, PP. Shirotol Fuqoha Gondanglegi Malang Jatim, PP. Al-Azizah Denanya Jombang Jawa Timur, PP. Al-Asyariyah Mojotengah Wonosobo Jateng, PP. Nurul Qornain Sukowono Jember Jawa Timur, dan PP. Al-Iman Bulus Purworejo Jateng). Kelima, Penerbitan bulletin Halaqah, 6 Edisi.
Lembaga Donor: The Asia Foundation (TAF)
Budget: IDR 322 Juta

About Maxhavellar

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply


Top